SEJAK KAPAN ADA LAUNDRY
Dahulu kala Negara Indonesia terdiri dari banyak kerajaan
yang terpisah-pisah dan banyak jumlahnya. Negara kita sering di sebut nusantara
karena berada diantara dua samudra dan dua benua, yaitu samudra Pasifik dan
Samudra Atlantik. Dan di antara Benua Asia dan Australia. Posisi Nusantara yang
berada di antara dua samudra mengakibatkan nusantara memiliki uap air cukup,
sehingga curah hujan cukup baik. Di Nusantara di kenal ada dua musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Di musim hujan ini terdapat banyak air sehingga
untuk keperluan laundry tidak ada masalah dari segi ketersediaan air. Namun
bagi orang yang mengerjakan laundry ada masalah pada proses menjemurnya. Karena
seriungnya cuaca mendung sehingga laundry menjadi lebih lama proses
pengeringannya. Namun demikian karena nusantara dilewati katulistiwa, maka
sinar matahari tetap cukup untuk menheringkan pakaian yang di laundry.
Sebaliknya, untuk musim kemarau, ketersediaan air berkurang,
namun sinar matahari cukup berlimpah. Dengan demikian masalah yang timbul
menjadi berbalik, dimana air menjadi lebih sulit akan tetapi pengeringan lebih
cepat. Namun keadaan demikian masih bisa untuk menjalankan laundry secara
alami.
Cara hidup penduduk nusantara yang agraris, dima apertanian
menjadi tulang punggung, penduduk mempunyai cukup waktu untuk merawat
pakaiannya sehingga masing-masing bisa menjalankan aktifitas laundry
sendiri-sendiri. Bahjkan penduduk seering melaundry bajunya sambil bekerja di
sawah dan ladangnya. Sambil mencangkul mereka melakukan laundry dengan cara
mencuci bajunya dan menjemurnya di batu dekat sawah mereka. Sering juga di
lakukan penjemuran pada jemuran-jemuran yang di buat dekat sawah ladangnhya,
jemuran tersebut dari bahan bambu yang tersedia cukup banyak di sekitar lading mereka.
Kadang-kadang penduduk yang memuiliki ternak kerbau, sambil
menggembala pakaian yang sudah di cuci di jemur di punggung kerbaunya. Sambil
meniup seruling mereka menjalankan aktifitas laundry.
Para anak-anak dalam satu rumah tangga juga sering melakukan
laundry baik untuk pakaiannya sendiri maupun laundry untuk pakaian seluruh
anggota keluarganya.
Dengan demikian pekerjaan laundry hanyalah merupakan
pekerjhaaan sambilan dalam rumah tangga. Anak-anak gadis dahulu sering
beramai-ramai ke suangan sekitar rumahnya sambil membawa pakaian untuk di
laundry. Sehingga laundry sekaligus menjadi pekerjaan rutin yang dilakukan
dengan santai sambil bersosialisasi dengan teman-teman lainnya yang juga melakukan kegiatan laundry. Mereka bersosialisai
sambil laundry. Di mana saat ini sosialisasi banyak di lakukan melalui jejaring
social, maka saat dulu laundry juga merupakan alat sosialisasi, jadi laundry
sebagai jejaring social.
SEJARAH LAUNDRY INDONESIA
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan yang di bacakan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Bapak Ir.
Soekarno. Sejak saat itu kegiatan pembangunan di Indonesia semakin marak.
Dengan di bangunannya gedung-gedung, jalan, sekolah, pasar dan segala
prasarana, maka kesibukan penduduk menjadi semakin tinggi. Mereka yang telibat
dalam pembangunan prasarana tersebut menjadi manusia sibuk yang sering tidak
bisa meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan seperti laundry. Maka kemudian
penduduk yang sibuk mulai memeerlukan orang lain untuk merawat pakaiannya.
Merkea memerlukan orang yang mau melaundry pakaian dan kain-kain lain seperti
sprey, sarung bantal, jaket dan sebagainya.
Disinilah jasa laundry diperlukan.
Awalnya di mulai dengan mencari pembantu rumah tangga untuk
melakukan kegiatan laundry yang beratnya berkilo-kilo untuk seluruh keluarga.
Sedangkan cara lain yang dilakukan adalah dengan menyerahkan
bajunya kepada pihak lain untuk dilkaukan laundry. Dalam perhitungannya
seringan di lakukan dengan bijian, namun dalam perkembangannya banyak juga
perhitungan laundry yang di lakukan dengan kiloan. Sering disebut laundry
kiloan.
Dalam perkembangannya laundry kiloan menjadi cukup terkenal
dan di suakia banyak orang. Karena pada laundry kiloan pakaian ditimbang
beratnya dan jasa laundry kiloan di bayar berdasarkan berat kilo pakaian
tersebut, bukan berdasarkan jumlah pakaiannya. Dimana kalau dihitung jumlah
pakaian yang di laundry kiloan menjadi lebih banyak jika di bandingkan dengan
laundry secara bijian/satuan. Namun demikian laundry kiloan menggunakan cara
melaundry yang berbeda dengan laundry bijian, sehingga ada beberapa orang yang
lebih suka dengan laundry satuan. Dalam perkembangannya banyak orang yang
memisahkan pakaiannya antara yang ingin di laundry kiloan dan yang lain secara
laundry satuan. Dengan b
Gitu baik laundry kiloan maupun laundry satuan cukup bagus
tergantungan dengan keperluan akan pakaian yang akan di laundry.
Bagi pengguna jasa laundry kiloan sekarang tersedia banyak
layanan di Jakarta, namun demikian pengguna jasa perlu memilih jasa laundry kiloan
yang cukup bagus, namun dengan biaya tidak terlau mahal. Hal ini bisa dilakukan dengan mencoba laundry
kiloan yang mudah dihubungi, yang online lebih baik. Coba dahulu beberapa stel
pakaian untuk laundry kiloan tersebut, apabila pengguna jasa sudah merasa
nyaman bisa dilanjutkan untuk menjadi pelangga laundry kiloan tersebut.
Saat ini sudah terdapat laundry kiloan yang menjalankan
usahanya secara online. Sehingga client bisa mengetahui melelui internet dan
kemudian menggunakan mobile phone untuk meminta jasa laundry kiloan tersebut.
Atau bahkan bisa melalui messenger di jejaring social yang sekarang sedang
marak.
Sebelumnya, ketika gadis-gadis mandi di sungai sambil
melakukan kegiatan laundry, mereka juga melakukan kegiatan social. Dan sekarang
laundry kiloan juga bisa sambil m elakukahn sosialisasi di jejaring social.
Hanya medianya saja yang berbeda, dulu di sungai, sekarang online.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar